First off…
Secara umum, bahasa Jepang memiliki struktur kalimat yang berbeda dengan bahasa Indonesia dan Inggris. Perbedaannya bisa dijabarkan sebagai berikut:
[ENG] I eat chocolate.
[INA] Saya makan coklat.
Dari contoh di atas, terlihat bahwa bahasa Indonesia memiliki struktur kalimat yang mirip dengan bahasa Inggris. Jika kita hendak menerjemahkan kalimat pertama ke bahasa Indonesia, maka kita cuma perlu mengganti kata “I” dengan “Saya”, “eat” dengan “makan”, dan “chocolate” dengan “coklat”. Di sini, kita tidak perlu menukar posisi antara subyek, predikat, maupun obyek untuk melakukan penerjemahan.
Bagaimana dengan bahasa Jepang?
Dalam bahasa Jepang, hal tersebut tidak bisa diterapkan. Terjemahan kata-per-kata dari kalimat di atas adalah sebagai berikut:
saya = watashi = 私
makan = taberu = 食べる
coklat = CHOKOREETO = チョコレート
Meskipun begitu, contoh “saya makan coklat” di atas akan diterjemahkan dalam bahasa Jepang menjadi:
[JAP] Watashi wa CHOKOREETO wo taberu.
[JAP] 私 は チョコレート を 食べる
Mengapa?
Ini karena kalimat dalam bahasa Jepang memakai struktur Subyek-Obyek-Predikat, dan menggunakan partikel tertentu sebagai pelengkap (yaitu“wa”/”ga” setelah subyek, dan “wo” untuk obyek). Kalau dilihat kata-per-kata dalam bahasa Indonesia, maka terjemahan di atas akan jadi seperti berikut:
[JAP] Watashi wa CHOKOREETO o taberu.[INA] Saya, coklat, makan
Hmm, tapi ini kurang enak untuk dibaca. Lebih cocok kalau kita menerjemahkannya sebagai berikut:
[JAP] Watashi wa CHOKOREETO wo taberu.[INA] Oleh saya, coklat dimakan.
Dengan panduan tersebut, kita bisa menerjemahkan bentuk kalimat Jepang yang paling dasar. That is, kalimat aktif sederhana. Tentunya kosakata baru harus dipelajari sendiri — baik lewat kamus maupun otodidak.
Contoh lainnya…
[JAP] Neko wa nezu o oikakeru.
[JAP] 猫は鼠を追い掛ける-> “neko” (猫) = “kucing”
-> “nezu” (鼠) = “tikus”
-> “oikakeru (追い掛ける) = “mengejar”[INA1] Oleh kucing, tikus dikejar.[INA2] Kucing mengejar tikus (bentuk disempurnakan)
***
Jika kita tidak menggunakan obyek dalam kalimat dan hanya memakai subyek-predikat, maka cara penerjemahan di atas tak perlu dilakukan. Kita bisa menerjemahkan kata-per-kata begitu saja.
E.g.
[JAP] Ano hito ga hashiru.
[JAP] あの人が走る-> “ano hito” (あの人) = “orang itu”
-> “hashiru” (走る) = “berlari”[INA] Orang itu berlari
[JAP] Kaze ga fuku.
[JAP] 風が吹く-> “kaze” (風) = “angin”
-> “fuku” (吹く) = “bertiup”[INA] Angin bertiup.
Ini juga berlaku untuk menjelaskan perihal suatu benda atau orang, hanya saja di akhirnya perlu ditambahkan partikel “desu” (atau bentuk informalnya, “da”).
[JAP] Namae wa Sora desu.
[JAP] 名前はソラです-> “namae” (名前) = “nama”[INA] Nama (saya) adalah Sora.
[JAP] Aitsu wa otoko da.
[JAP] あいつは男だ-> “aitsu” (あいつ) = “orang itu” (bentuk informal)
-> “otoko” (男) = “laki-laki/pria dewasa”[INA] Orang itu laki-laki
***
Yang sudah dijelaskan di atas adalah struktur kalimat aktif sederhana dalam bahasa Jepang. Dalam pembahasan selanjutnya, saya akan coba menulis tentang partikel pembentuk keterangan dalam bahasa Timur ini.
0 komentar:
Posting Komentar