Jumat, 02 Desember 2011

Beberapa Kalimat Sapaan dalam Bahasa Jepang

Sebetulnya, post ini adalah bagian terpisah — dan tidak terkait dengan dua post terdahulu tentang struktur gramatikal bahasa Jepang (yang ditulis di sinidan sini). Meskipun begitu, sehubungan dengan adanya beberapa request soal kalimat greetings, maka akan saya tuliskan beberapa diantaranya di post ini.



OK, here goes…

Note:
Bentuk-bentuk yang diberikan di sini adalah ucapan yang bertendensi sopan pada lawan bicara. Jadi, di sini Anda akan lebih sering menemukan partikel“desu” (bukannya “da”). Ini juga akan diwakili dengan pemberian akhiran -masu pada berbagai kata kerja, berbeda dengan berbagai bentuk dasar yang sudah dicontohkan di dua post sebelumnya. ^^


Yang Umum diucapkan di Awal Pembicaraan

[JAP] Ohayou / Ohayou gozaimasu
[INA] “selamat pagi”
 
[JAP] Konnichiwa
[INA] “selamat siang”
 
[JAP] Konbanwa
[INA] “selamat malam”
 
[JAP] Yoroshiku onegaishimasu
[INA] “mohon bimbingannya” / “mohon bantuannya”
–> (biasanya diucapkan pada saat berkenalan, atau pada saat akan mengerjakan sesuatu bersama-sama)
 
[JAP] O genki desu ka?
[INA] “Apakah Anda sehat?”
 
[JAP] O kage desu
[INA] “Saya sehat-sehat saja.”
–> (digunakan untuk menjawab “O genki desu ka?”)
 
[JAP] Kyou wa ii o tenki desu ne?
[INA] “Cuaca hari ini bagus, bukan?”
 
[JAP] Youkoso!
[INA] “Selamat datang!”
 
[JAP] Moshi-moshi…
[INA] “Halo…” (berbicara lewat telepon)

 

Yang Umum diucapkan Selama Percakapan Berlangsung

[JAP] Hai
[INA] “Ya”
–> (untuk menyetujui sesuatu atau menjawab pertanyaan)
 
[JAP] Iie
[INA] “Tidak”
–> (kebalikannya “hai”)
 
[JAP] Arigatou / Arigatou gozaimasu
[INA] “Terima kasih”
–> (gozaimasu di sini dipakai untuk ucapan formal, atau bisa juga menyatakan “terima kasih banyak”)
 
[JAP] Gomen na sai
[INA] “Mohon maaf”
 
[JAP] Sumimasen
[INA] “Permisi”
–> (bisa juga diterapkan untuk minta maaf seperti “gomen na sai”)
 
[JAP] Zannen desu
[INA] “sayang sekali” / “amat disayangkan”
 
[JAP] Omedetou, ne
[INA] “Selamat ya”
–> (untuk beberapa hal yang baru dicapai, e.g. kelulusan, menang lomba, dsb)
 
[JAP] Dame / Dame desu yo
[INA] “jangan” / “sebaiknya jangan”
 
[JAP] Suteki desu ne
[INA] “Bagus ya…” / “indah ya…”
–> (untuk menyatakan sesuatu yang menarik, e.g. ‘hari yang indah’)
 
[JAP] Sugoi! / Sugoi desu yo!
[INA] “Hebat!”
 
[JAP] Sou desu ka
[INA] “Jadi begitu…”
–> (menyatakan pengertian atas suatu masalah)

[JAP] Daijoubu desu / Heiki desu
[INA] “(saya) tidak apa-apa” / “(saya) baik-baik saja”

 

Jika Anda Kesulitan menangkap Ucapan Lawan Bicara Anda

[JAP] Chotto yukkuri itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan lagi dengan lebih lambat.”
 
[JAP] Mou ichido itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan sekali lagi.”
 
[JAP] Motto hakkiri itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan dengan lebih jelas.”

 

Untuk Mengakhiri Pembicaraan

[JAP] Sayonara
[INA] “Selamat tinggal”
 
[JAP] Mata aimashou
[INA] “Ayo bertemu lagi kapan-kapan”
 
[JAP] Ja, mata / mata ne
[INA] “Sampai jumpa”
 
[JAP] Mata ashita
[INA] “Sampai jumpa besok”

 

Beberapa Kalimat yang Tidak Selalu Muncul dalam Dialog, tetapi merupakan Elemen Kebudayaan Jepang

[JAP] Irasshaimase!
[INA] “Selamat datang!”
–> (kalimat ini hanya diucapkan oleh petugas toko ketika Anda berkunjung)
 
[JAP] Ittekimasu!
[INA] “Berangkat sekarang!”
–> (kalimat ini diucapkan ketika Anda hendak pergi meninggalkan rumah pada orang yang tetap tinggal di dalam)
 
[JAP] Itterasshai
[INA] “Hati-hati di jalan”
–> (diucapkan ketika seseorang hendak pergi ke luar rumah; umumnya sebagai jawaban untuk “Ittekimasu”)
 
[JAP] Itadakimasu
[INA] [literal] “Terima kasih atas makanannya”
–> (kalimat ini sebenarnya tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang biasanya mengucapkan kalimat ini sebagai ungkapan rasa syukur atas makanan yang dihidangkan)
 
[JAP] Gochisousama deshita
[INA] [literal] “perjamuan/hidangan sudah selesai”
–> (seperti “Itadakimasu”, kalimat ini juga tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang pada umumnya mengucapkan kalimat ini seusai makan)
 
[JAP] Kimochi ii…!
[INA] [literal] “terasa nyaman”
–> (umum diucapkan jika Anda merasakan sesuatu yang nyaman di suatu tempat. E.g. ketika Anda pergi ke gunung dan merasa bahwa udaranya bagus, kalimat ini bisa dipakai untuk mengekspresikannya. ^^ )

***
Read More ->>

[nihongo] Berkenalan dengan Huruf Kanji


Dalam sistem penulisan Bahasa Jepang, terdapat tiga macam aksara yang dipakai. Dua di antaranya sudah dibahas dalam tulisan sebelumnya di blog ini, yakni huruf kana (hiragana dan katakana). Sekarang kita akan membahas tentang satu aksara lain di bahasa Jepang, yakni Kanji.
Mengenai apa itu huruf Kanji, perbedaannya dengan huruf kana, juga bagaimana penggunaannya akan segera kita amati berikut ini.
さあ、 はじめましょう。。。
Read More ->>

Mengenal Huruf Kana (2) – Katakana


Huruf Katakana
 
Huruf Katakana adalah huruf dasar kedua dalam bahasa Jepang. Berbeda dengan hiragana yang memiliki banyak kegunaan, kegunaan utama katakana adalah menulis kata serapan dari bahasa asing dalam bahasa Jepang.
    [Update]
    Walaupun banyak dipakai untuk kata serapan, katakana juga memiliki penggunaan dalam konteks bahasa Jepang keseharian. Misalnya untuk kepentingan administrasi (pengisian formulir), penulisan nama, dan juga untuk entry cara baca on (on-yomi) kanji dalam kamus.
    Katakana juga dipakai untuk menekankan semangat/menarik perhatian. Penggunaan ini umum dipakai di majalah-majalah dan brosur promosi berbahasa Jepang.
    (tambahan dari yan9n dan yusahrizal)
Terdapat juga kegunaan sampingan dari katakana, yakni menuliskan onomatopeia (efek bunyi). Hal ini akan saya bahas sekilas di bagian selanjutnya.
Daftar huruf katakana, beserta cara membacanya, dapat dilihat sebagai berikut:

tabel katakana

 
Set Katakana Modern (Extended Katakana)
 
Di samping yang sudah disebut di atas, terdapat juga katakana yang ditambahkan di era modern. Huruf-huruf ini berfungsi mentransliterasikan kata-kata bahasa asing yang suku bunyinya tidak dicakup oleh huruf katakana tradisional (misal: “ve”, “rye”, “kwa”, dsb.).
Daftarnya bisa dilihat sebagai berikut:

tabel katakana - extended

 
Ketentuan Menulis Katakana
 
Aturan menulis katakana kurang lebih sama dengan hiragana. Meskipun begitu terdapat sedikit perbedaan, yakni di nomor (3):
  1. Pertama-tama: susun huruf untuk membentuk kata yang diinginkan
  2. (sudah jelas)
  3. Konsonan tebal diwakili oleh huruf ‘tsu’ kecil
  4. Contoh:
      ハック
      (HAKKU)
      = (HA)(TSU)(KU)
      HACK (bahasa Inggris)
  5. Vokal panjang diwakili tanda strip (ー)
    1. スタート
      (SUTAATO)
      = (SU)(TA)(ー)(TO)
      START (bahasa Inggris)

Kapan Memakai Katakana?
 
Sebagaimana sudah disebutkan di awal, katakana memiliki kegunaan utama menuliskan kata serapan dan istilah asing. Termasuk di dalamnya adalah nama benda dan tempat yang bukan berasal dari Jepang.
Contoh:
ブリタニア
(BURITANIA)
= Britannia
コンピュータ
(KONPYUUTA)
= Komputer
ミネラル
(MINERARU)
= Mineral
Nama orang juga bisa ditransliterasikan menggunakan katakana — walaupun untuk kepentingan formal biasanya nama non-Jepang ditulis dengan huruf latin.
Contohnya antara lain:
エミリ
(EMIRI)
= Emily
ルナマリア・ホーク
(RUNAMARIA HOOKU)
= Lunamaria Hawke
マリアンヌ・ヴィ・ブリタニア
(MARIANNU VI BURITANIA)
= Marianne vi Britannia
Intinya, semua kata/istilah/nama yang berasal dari bahasa asing ditulis menggunakan katakana. Mungkin bisa dibilang bahwa katakana adalah “perwakilan asing” dalam bahasa Jepang. :P
 
Kegunaan Lain: Menulis Onomatopeia
 
Katakana juga sering dipakai untuk menghasilkan onomatopeia (efek bunyi) dalam tulisan; terutama untuk bunyi yang keras/menyentak. Dalam bahasa Indonesia, kurang lebih seperti menulis “dug-dug” untuk menggambarkan detak jantung.
Penggunaan ini umum untuk SFX di berbagai manga. Jadi, jika Anda sering melihat huruf-huruf SFX yang tak diterjemahkan di scanslation, hampir pasti huruf tersebut ditulis dengan katakana.
Contoh:
ガツ
(GATSU)
= bunyi hentakan, cf. ‘gats’ atau ‘bats’
ゴゴゴゴゴ…
(GOGOGOGOGO…)
= bunyi ledakan beruntun, cf. ‘dor-dor-dor’
ドクン
(DOKUN)
= bunyi detak jantung mendadak, cf. ‘DUGG’
dsb.
Dengan cara yang sama, katakana juga bisa dipakai untuk menggambarkan teriakan (cf. “AAAAAAAAAAAAAAA!!!”). Menarik juga untuk dicatat bahwa katakana umumnya diterjemahkan sebagai ALL CAPS di huruf latin; paralel dengan bagaimana kita memakai ALL CAPS untuk efek bunyi di berbagai terjemahan. (e.g. “DUGG”, “CRASH”, “BAM”, dsb.)

 
Catatan Akhir
 
Berdasarkan pembahasan dari tulisan bagian pertama dan kedua, maka dapat kita tarik kesimpulan mengenai dua huruf kana yang sudah dibahas, yakni hiragana dan katakana:
 
Hiragana
  1. Merupakan huruf dasar dalam bahasa Jepang
  2. Dipakai untuk kepentingan gramatikal, e.g. membentuk kelas kata (okurigana) dan menulis partikel
  3. Juga dipakai untuk menjelaskan cara baca kanji (furigana)
  4. Hiragana juga dipakai untuk menuliskan honorific seperti -san, -kun, -chan, dan -tan. Tidak ada honorific yang ditulis dengan katakana.
 
Katakana
  1. Merupakan huruf yang dipakai menulis kata serapan dan nama asing
  2. Sering juga dipakai untuk menirukan efek bunyi/onomatopeia
  3. Kesan yang dihasilkan katakana adalah emphasis/penekanan, identik dengan italic atau ALL CAPS dalam huruf latin
Read More ->>

Mengenal Huruf Kana (1) – Hiragana


Dalam tulisan kali ini, saya akan membahas tentang huruf kana, yakni hiragana dan katakana. Adapun karena keterbatasan ruang, tulisan ini dibagi menjadi dua bagian yang saling melengkapi: bagian pertama tentang hiragana; sedangkan bagian kedua khusus tentang katakana.
Saa, hajimemashou…

 
Intro: Apa itu Huruf Kana?
 
Huruf kana adalah huruf-huruf dasar yang membentuk bahasa Jepang. Terdapat dua jenis huruf kana yang umum dipakai, yakni: Hiragana danKatakana.
Huruf kana memiliki kekhasan sebagai berikut:

  • Satu karakter mewakili satu suku bunyi
  • Setiap suku bunyi, e.g. “ha”, “wa”, “ga”, dan sebagainya, diwakili menggunakan satu huruf. Kita akan menyebut huruf-huruf ini sebagai huruf “wa”, huruf “ga”, huruf “ha”, dan seterusnya.
    Pengecualian: huruf “n”. Huruf kana “n” adalah satu-satunya yang tidak memiliki bunyi vokal.
     
  • Tidak semua suku bunyi dicakup oleh huruf kana tradisional
  • Ini adalah hal terpenting yang perlu Anda ingat. Terdapat beberapa suku bunyi yang tidak dicakup oleh huruf kana tradisional, di antaranya:
    yi, ye, wu, ti, tu ;
    semua ejaan yang mengandung huruf “L” ;
    semua ejaan yang mengandung huruf “V”
     
    *) huruf “ye” aslinya terdapat di ejaan kuno, tapi kini sudah tak digunakan
    Meskipun begitu, beberapa huruf katakana modern telah ditambahkan untuk mencakup suku-suku bunyi tersebut, walaupun tidak sepenuhnya sempurna. Lebih lanjut bisa dibaca di tulisan bagian 2.
 
Nah, dua hal di atas adalah rule of thumb dalam membaca dan mempelajari huruf kana. Setelah memahami petunjuk tersebut, maka kita siap untuk melangkah lebih lanjut. :D

 
Huruf Hiragana
 
Huruf Hiragana adalah huruf paling dasar dalam bahasa Jepang. Huruf ini memiliki tiga kegunaan utama, yakni:
    (a) membentuk imbuhan dalam kalimat (disebut “okurigana”)
    (b) menjelaskan bacaan kanji (disebut “furigana”)
    (c) menuliskan partikel dan honorific
Adapun daftar huruf Hiragana, beserta cara membacanya, dapat dilihat sebagai berikut:

tabel hiragana

 
Ketentuan Menulis Hiragana
 
Dalam menulis hiragana, terdapat tiga aturan utama, yakni:
  1. Pertama-tama, susun huruf untuk membentuk kata yang diinginkan
  2. (sudah jelas)
  3. Konsonan tebal diwakili oleh huruf ‘tsu’ kecil
  4. Contoh:
      はっきり
      = (ha)(tsu)(ki)(ri)
      = hakkiri
  5. Vokal panjang ditulis dengan menambahkan huruf terkait
  6. Contoh:
      おかさん
      = (o)(ka)(a)(sa)(n)
      = okaa-san
 
Kapan Memakai Hiragana?
 
Sebagaimana sudah disebut sebelumnya, terdapat tiga jenis pemakaian huruf hiragana dalam bahasa Jepang. Sekarang kita akan lihat bagaimana huruf-huruf tersebut dipakai.
 
(a) Sebagai Okurigana
 
Okurigana bisa dibilang sebagai imbuhan/tambahan yang melekat pada dalam sebuah kata bahasa Jepang. Kata yang ditempeli oleh okurigana adalah pokok perhatian — kata ini biasanya ditulis dengan huruf kanji.
Misalnya contoh berikut:
[JAP] 愛する
[JAP] aisuru
[ENG] “to love”
Pada contoh di atas, kanji untuk “ai” (愛 ; “love”) diikuti oleh hiragana “suru” (する ; “to do”). Di sini “suru” berperan sebagai imbuhan pembentuk kata kerja, sehingga hasil akhirnya adalah “aisuru” = “to love”.
Maka, okurigana-nya adalah する (“suru”). :D
Contoh yang lain…
[JAP] 白
[JAP] shiroi
[ENG] “white” (adj.)”, “white-colored”
Di awal mula hanya terdapat kanji 白 (“shiro”), yang berarti “warna putih”(noun). Meskipun demikian, hiragana “i” menjadi imbuhan pembentuk kata sifat — sehingga hasil akhirnya adalah “shiroi” = “berwarna putih”.
 
Dengan demikian, okurigana bisa dibilang sebagai imbuhan pembentuk kelas kata di bahasa Jepang. Mulai dari kata kerja, kata sifat, hingga tenses, semuanya diindikasikan oleh okurigana yang dipakai.
 
(b) Sebagai Furigana
 
Furigana adalah petunjuk bagaimana cara membaca suatu kanji. Pada umumnya, sebuah kanji (atau banyak kanji) memiliki lebih dari satu cara pembacaan.
Misalnya kanji berikut:
古谷
Ini adalah nama keluarga. Bisa dibaca sebagai: FuruyaFurutani, atau Kotani
(mengenai kenapa ini bisa terjadi, kapan-kapan akan saya bahas di tulisan tersendiri tentang Kanji)
Lalu, bagaimana dong? Kalau misalnya saya jadi guru, dan harus mengabsen murid, tentunya saya tak bisa ambil resiko salah sebut. :? (masa “Furuya” jadi “Furutani” ?)
Nah, untuk menyelesaikan masalah ini, dibuatlah sistem penulisan furigana. Nama dengan kanji ditulis dengan ukuran normal — sedangkan hiragana ditulis berukuran kecil sebagai pembantu.
furigana1.jpg
Ternyata kanji tersebut dibaca “Furuya”, bukannya “Furutani” atau “Kotani”
Meskipun demikian, terdapat juga penggunaan furigana yang bukan untuk nama. Biasanya teknik ini dipakai di buku pelajaran bahasa Jepang, komik-komik(manga), atau panduan wisata.
Contoh:
furigana2.jpg
Furigana di atas menjelaskan bahwa kalimat tersebut berbunyi: “nihongo ga suki”
(= saya suka bahasa Jepang)
 
(c) Menuliskan partikel dan honorific
 
Semua partikel dalam bahasa Jepang ditulis menggunakan hiragana. Di sisi lain, terdapat juga beberapa honorific (sebutan perorangan) yang ditulis menggunakan hiragana, misalnya -kun, -san, -chan, dan -tan.
Meskipun demikian honorific yang lebih formal umumnya ditulis dengan menggunakan kanji — bukan hiragana. Misalnya -dono (殿), -sama (様), dan -sensei (先生).

—————— lanjut ke post berikutnya: huruf Katakana ——————
Read More ->>

Halaman

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.